Rabu, 04 Desember 2013

MAKALAH  PENGEMBANGAN KURIKULUM
“OPRASIONALISASI KURIKULUM“ 


UMP.JPG


Disusun oleh:
1.      LINDA RAHMAWATI (1201070034)
2.      MUTIARA NURUL LITA A (1201070043)
Semester III B

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, merupakan ucapan rasa terimakasih yang pantas atas rahmat dan krunia yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Oprasionalisasi Kurikulum” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Kurikulum. Pada penulisan makalah ini saya berusaha untuk menyajikan tulisan yang terbaik. Makalah ini selesai dengan baik dan tepat waktu karena adanya dukungan dan doa kedua orang tua serta bimbingan dari dosen. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dukungannya.
Dalam penulisan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan kami sendiri, namun hal ini merupakan salah satu proses menuju kebaikan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar memotivasi saya.
Trimakasih , dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Purwokwero , 9 September 2013


Penyusun


DAFTAR ISI


BAB IIIPENUTUP. 18


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi perkembangan pendidikan. Manusia, disisi lain sering kali memiliki keterbatasan kemampuan untuk menerima, menyampaikan dan mengolah informasi, karenanya diperlukan proses pengembangan kurikulum yang akurat dan terseleksi dan memiliki tingkat relevansi yang kuat. Dalam hal ini merealisasikannya maka diperlukan suatu model pengembangan kurikulum dengan pendekatan yang sesuai.

B.     Rumusan masalah

1.      Membuat analisis situasi komunitas Anda
2.      Membuat analisis situasi sekolah / organisasi
3.      Merumuskan misi untuk sekolah / organisasi
4.      Merumuskan pendidikan , pengajaran dan tujuan sekolah untuk organisasi sekolah Anda
5.      Apakah pengembangan kurikulum subjek dalam topik tertentu untuk tahun ini .
6.      Memahami pengembangan kurikulum subjek lebih penuh dan berusaha untuk aplikasi tersebut

C.    Tujuan

Penulisan makalah ini adalah bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru akan proses pengemmbangan kurikulum ddan mampu mengoprasionalisasikan kurikulum tersebut dengan baik.


BAB II

PEMBAHASAN


Pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah usaha pelaksanaan kurikulum di sekolah, sedangkan pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidikan atau sekolah - sekolah tertentu.

A.    Oprasionalisasi Kurikulum

Hasil nyata bagi pengembangan kurikulum yang sukses biasanya operasionalisasi dan institusi , yang dikatakan menempatkan ke dalam operasi dan penerimaan kurikulum. Berikut perencanaan harus dilakukan dalam rangka untuk melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum di meso dan tingkat mikro . Efektivitas bukan hanya menentukan dari pelaksanaan internalisasi nanti. Tingkat dan kualitas pemberdayaan alami akan memainkan peran yang menentukan dalam program pelaksanaan ini . Ini adalah melalui partisipasi guru bahwa kesuksesan dari proses ini ditentukan dari pentingnya tingkat pemberdayaan
Cupter ini hanya akan menjelaskan metode yang mungkin , bukan metode . Pengembang kurikulum bebas untuk mengoperasionalkan kurikulum dengan cara khusus mereka sendiri . Deskripsi ini juga memberikan kerangka hanya papan yang mungkin harus diisi sesuai dengan , keadaan individu lokal.
Penjelasan diberikan terutama di tingkat lokal , yang mengatakan sehubungan dengan masyarakat lokal dan sekolah tertentu . Rancangan silabus inti tidak dijelaskan herr melainkan kegiatan pengembangan kurikulum yang berlangsung dalam rangka untuk menerapkannya di sekolah tertentu dan kelas .
Prosedur yang harus diikuti dalam metode ini memerlukan berikut :
a.       analisis situasi lengkap dari masyarakat setempat yang relevan
b.      Sebuah analisis situasi lengkap dari sekolah yang bersangkutan
c.       Perumusan Misi
d.      perumusan tujuan Sekolah
Dalam penghubung dengan program kurikulum . Untuk mengantisipasi persyaratan pengembangan kurikulum dinamis dan pengaturan kurikulum yang diterapkan . Kami berusaha untuk terus mempromosikan iklim memperbarui dan komunikasi terbuka di mana komunikasi antara semua pihak yang berkepentingan adalah mungkin , sehingga semua kebutuhan yang relevan terus diidentifikasi dan diatasi melalui pengembangan kurikulum yang dinamis dan mamagement kurikulum .

B.     Analisis pengembangan kurikulum

1.      Analisis Kebutuhan
Johns (1991), analisis kebutuhan adalah langkah pertama dalam desain program dan menyediakan validitas dan relevansi untuk semua aktivitas desain program berikutnya. Informasi ini harus mencakup hasil yang diinginkan atau yang diharapkan dari program berkualitas tinggi, peran penilaian, status saat ini prestasi siswa dan konten program yang sebenarnya. Informasi tersebut juga harus mempertimbangkan keprihatinan dan sikap guru, administrator, orang tua dan juga peserta didik. Sedangkan data sampel harus mencakup penilaian, pelajaran dari guru, tugas, nilai pada tes standar negara, buku teks yang digunakan, persepsi siswa dan umpan balik dari orang tua.
Richards (2002, hal. 52) mengatakan bahwa langkah pertama dalam melakukan analisis kebutuhan adalah menentukan apa tujuannya atau tujuan yang akan dicapai. Pada dasarnya, analisa kebutuhan dalam pengajaran bahasa dapat digunakan untuk beberapa tujuan yang berbeda.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu:
1.      Kebutuhan siswa
2.      Tuntutan masyarakat
3.      Harapan-harapan dari pemerintah
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam menganilis kebutuhan, yaitu:
1.      Survei kebutuhan
2.      Studi keterampilan
3.      Analisis tugas

2.      Analisis situasional
Pada bagian ini,  dipaparkan kebutuhan untuk melakukan snalisis situasi di dalam mengembangkan kurikulum. Ada beberapa  faktor utama yang akan terlibat didalam analisis situasi. Analisis situasi biasanya dilakukan  sebelum dilaksanakannya pengembangan kurikulum dan selama berlangsungnya pengembangan kurikulum, para guru  seharusnya tetap mengindahkan situasi yang ada , disamping  untuk tujuan tercapainya  efektivitas ketika kurikulum yang baru itu kita implementasikan.
Faktor-faktor untuk melakukan analisis situasi tebagi menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi sekolah dan faktor internal yang berada di dalam sekolah itu sendiri.
Faktor ekternal yang dimaksudkan meliputi  :
(a)    ekspektasi perubahan budaya dan sosial : perubahan nasional budaya dan sosial, termasuk didalamnya perubahan harapan para orang tua atas para siswanya;
(b)   Kebijakan sistem pendidikan : berkaitan dengan peraturan yang akan berdampak pada  penerapan pengembangan kurikulum berbasis sekolah serta pengaruhnya pada  pengujian dan penelitian;
(c)    Perubahan mata materi pelajaran :  perubahan isi dan metode sebagai pengaruh dari sosial budaya atau perubahan pendidikan;
(d)   Sistem penunjang kontribusi guru yang potensial :  ketersediaan dukungan baik secara  institusi ataupun secara induvidual;
(e)    Sumberdaya :  aliran sumberdaya yang masuk ke sekolah.

Faktor  internal yang dimaksudkan meliputi :
(a)    Siswa :  karakteristik siswa, kemampuan dan tahap perkembangan siswa;
(b)   Guru : kekuatan dan keterbatasan guru, minat, harapan, perilaku guru, gaya mengajar, penilaian diri dan perannya di dalam pengembangan kurikulum;
(c)    Etos sekolah : suasana  dan klimat sekolah, yang secara fungsional didukung oleh kepala sekolah;
(d)   Sumberdaya material :  sarana prasarana, peralatan dan fasilitas, kebijakan yang berhubungan dengan hal itu;
(e)    Penerimaan dan pemecahan masalah : ketidakpuasan terhadap kurikulum yang sudah ada.
Sekolah merupakan organisasi yang kompleks, bahkan mungkin saja pada situasi yang sama,  penilaian yang terjadi dapat berbeda-beda. Kenyataan ini merupakan justifikasi bagi analisis situasi ketika pengembangan kurikulum dilakukan.

C.    Visi dan Misi Pengembangan Kurikulum

Pembelajaran dilakukan untuk menumbuhkan semangat prndidikan sepanjang hayat serta untuk mengembangkan multi-kecerdasan dengan menggunakan pendidikan yang menyenangkan dan bervariasi sehingga siswa mampu menerapkan gagasan-gagasannya dalam berbagai situasi.
Komponen-komponen Kurikulum (Visi dan Misi)
Suatu proses belajar mengajar (PBM) dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang berpengaruh dalam PBM saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Kurikulum disusun oleh Satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di madrasah/sekolah. Madrash sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut :
a)            perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
b)            globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar sector serta tempat, 
c)            era informasi,
d)           pengaruh globalisasi terhadap perubahan prilaku dan moral manusia,
e)            berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, dan
f)             era perdagangan bebas.

a.       Visi
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, atau keyakinan bersama seluruh komponen kurikulum akan keadaan masa depan yang diinginkan. Visi harus diungkapkan kalimat yang jelas, positif, menantang, mengandung partisipasi dan menunjukkan tentang gambaran masa yang akan datang. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh keimanan dan nilai-nilai ketaqwaan.
Cara menyusun visi
TAHAP 1 : HASIL BELAJAR SISWA
Apa yang harus dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka melaksanakan kurikulum tersebut.
TAHAP 2 : SUASANA PEMBELAJARAN
Suasana pembelajaran seperti apa yang dikehendaki untuk mencapai hasil belajar itu
TAHAP 3 : SUASANA SEKOLAH
Suasana  sekolah – sebagai lembaga/organisasi pembelajaran – seperti apa yg diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi siswa)
 Visi kurikulum
·         Berorientasi ke depan
·         Dikembangkan bersama oleh seluruh warga sekolah
·         Merupakan perpaduan antara langkah strategis dan sesuatu yang dicita-citakan
·         Dinyatakan dalam kalimat yang padat bermakna
·         Dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan indikator keberhasilannya.
·         Berbasis nilai
·         Membumi (kontekstual)
b.      Misi
Misi merupakan jabaran dari Visi kedalam kegiatan-kegiatan atau program-program yang harus dilakukan untuk menjadikan lembaga atau madrasah yang unggul.
Misi Kurikulum
-          Mewujudkan tujuan pengembangan kurikulum.
-          Mewujudkan pengembangan SDM pendidikan
-          Selalu berpegang teguh pada norma-norma ke-Agama

D.    Penyusunan Rencana Tahunan

Perencanaan berfungsi sebagai pedomanan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinan seorang kepala sekolah.
Berdasarkan  jangka waktu
-          Rencana jangka panjang (rencana untuk 5 sampai 10 tahun)
-          Rencana jangka pendek (rencana tahunan, bulanan)

Berdasarkan garapan seorang administrator, kepala sekolah pelu membuat rencana-rencana
1.      Perencanaan bidang kemuridan
2.      Perencanaan bidang personal/tenaga kependidikan
3.      Perencanaan bidangsarana kependidikan
4.      Perencanaan bidang ketatausahaan sekolah
5.      Perencanaan bidangpembiayaan/anggaran pendidikan
6.      Perencanaan pembinan organisasi sekolah
7.      Perencanaan hubungan kemasyarakatan/komunikasi pendidikan
Rencana-rencana tersebut perlu disusun secara menyeluruh, yang mencangkup semua bidang garapan dan dalam berbagai jenjang pengamaan
-          Dalam menyusu perencanaan tersebut, kepala sekolah harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:perencanaan disusun berdasarkan kerjasama musyawarah antara kepala sekolah dan guru. Keterlibatan para guru dalam hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab kepada merek untuk menyukseskan pelaksanaannya.
-          Perencanaan disusun berdasarkan tujuan yang jelas. Tujuan ini harus sesuai dengan tujuan-tujuan institusional dan tujuan0tujuan kurikuler.
-          Perencanaan disusun berdasarkan realitas sebenarnya, rumusan rencana sederhana, jangan muluk-muluk dan mudah dilaksanakan.
-          Perencanaan secara terinci:tujuan yang spesifik dan opersional, kegiatan-kegiatan yang jelas dan berurutan, perincian alat/perlengkapan dan prosedur penilaian yang akan ditempuh. Sehingga menjadi pedoman yang lebih mudah untuk dilaksanakan.
-          Perencanaan harus luwes, jadi mudah diadakan penyesuaian dengan kebutuhan, masalah dan tuntutan lingkungan sekolah dan sekitarnya bilamana diperlukan.
-          Perencanaan memuat bidang garapan yang berkesinambungan satu sama lain berdasarkan prinsip bertahap dan bergilir dilihat dari segi prioritas.
-          Perencanaan hendaknya memperhatikan faktor essensial dimana adanya penghematan tenaga, biaya dan aktu, serta penggunaan sumber-sumber yang telah tersedia dengan baik sehingga tercapainya tujuan-tujuan rencana secara maksimal
-          Harus dicegah timbulnya duplikasi dalam pelaksanaanya. Karena itu perencanaan disusun secara kritis, dan diadakan cek recek sebelm dilaksanakan disekolah bersangkutan.

E.     Tujuan Pendidikan , Pengajaran dan Sekolah

Sebuah pernyataan misi biasanya tidak hanya mencerminkan etos sekolah tetapi juga menawarkan panduan yang jelas untuk merumuskan tujuan sekolah . Filsafat kehidupan sekolah tertentu dan masyarakat juga sering tercermin di dalamnya . Pendidikan dan tujuan pengajaran sering kali di tujukan untuk sekolah . Beberapa contoh tujuan sekolah ini dijelaskan di bawah ini .
contoh
a)      Untuk membimbing anak untuk menyadari / potensinya melekat kepada penuh oleh
Memperluas kemampuan unik intelektual anak
1.      menjadikan anak beriman
2.      menjadikan anak yang memiliki jiwa social yang baik
b)      Mengupayakan standar pendidikan tinggi melalui
1.      stimulasi individualitas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara penuh sesuai dengan kemampuan , sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang baik
2.      Melalui pengembangan mental, spiritual dan fisik anak
c)      Untuk memimpin dan mendukung pelajar untuk menjadi independen , dewasa dan pelayanan masyarakat dan bertanggung jawab , warga negara yang lengkap
d)     Untuk membimbing peserta didik dalam pengembangan kecakapan hidup untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan dan harapan masyarakat
e)      Untuk menginstruksikan pelajar dan mendidik dia dengan cara yang dia mungkin mengerti dan memahami , dengan cara menerima penghargaan akadamik
f)       Untuk mengakui kesalahan anak sebagai individu , untuk mengajar dan memimpin dirinya sehingga bakat, kemampuan dan kemungkinan kreatif dapat dimanfaatkan dan diperluas sehingga ia mungkin akhirnya mengambil / tempatnya yang sesungguhnya sebagai seorang individu dalam masyarakat
g)      Untuk mengembangkan kebanggaan dalam sekolah antara pengajar yang akan berfungsi sebagai dasar untuk loyalitas terhadap sesama pengajar , staf dan sekolah
h)      Untuk memimpin peserta didik untuk disiplin diri, motivasi diri dan martabat manusia dalam  kata dan perbuatan
i)        Untuk mempromosikan hubungan baik antara guru , peserta didik dan orang tua , mengejar saling menghormati dan menghargai satu sama lain
j)        Melalui evaluasi metode pembelajaran , meningkatkan petunjuk kita sendiri untuk kepentingan anak-anak dengan siapa kita bekerja
k)      Bagi sekolah yang dalam konteks berbasis hasil , pembelajaran pembangunan termasuk dalam proses ini dan komponen seperti hasil kritis, hasil belajar dan standar penilaian harus dipertimbangkan dalam pengembangan program pembelajaran

F.     Pengembangan kurikulum subjek

Guru mata pelajaran sekarang dihadapkan dengan tantangan menempatkan cap mereka sendiri pada pengembangan silabus inti subjek tertentu atau daerah belajar spesifik . Untuk subjek sekunder , misalnya , ini termasuk menghubungkan subjek yang relevan, kelas , tujuan pelajaran moduleand ( atau hasil ) dengan misi sekolah dan tujuan. Aspek ini dapat lebih diperkuat melalui analisis silabus untuk mengidentifikasi modul. Sebuah jadwal untuk tahun juga harus disiapkan. Proses ini dikenal sebagai pengembangan kurikulum subjek dan merupakan bagian penting dari operasionalisasi dan pelembagaan kurikulum.
Pengembangan kurikulum pembelajaran daerah akan berbeda bahwa fokus akan pada hasil penting dari daerah pembelajaran dan pengembangan lebih lanjut dari program.
Berikut ini adalah beberapa contoh tentang bagaimana hal ini dapat dilakukan. Karena kurangnya ruang, misalnya diberikan hanya beberapa mata pelajaran, dilanjutkan dengan penjelasan kurikulum program pembelajaran dalam konteks OBE . Dalam menyajikan contoh ini, harus sekali lagi sangat Roses menyatakan bahwa ini hanya contoh cara di mana pengembangan kurikulum subjek dapat dilakukan, karena ada orang lain. Guru harus memiliki kebebasan dan tindakan untuk mengikuti strategi mereka sendiri. Kemampuan mereka untuk melakukan hal ini akan tergantung pada sifat dan tingkat pemberdayaan mereka.
Contoh 1 : Sejarah untuk sekolah menengah
Sejarah adalah studi sistematis di masa lalu. Oleh karena itu sejarah, selain isinya, sarana menyelidiki masa lalu yang mengharuskan akuisisi dan penggunaan keterampilan. Kejadian, masyarakat dan bangsa di masa lalu dipelajari sehingga penghargaan terhadap waktu dan tempat yang dapat dikembangkan. Sejarah mengembangkan imajinasi dan pemahaman masa kini, seperti pemahaman masa kini diperlukan untuk memahami masa lalu.
Tujuan subjek tertentu
a) tujuan sejarah di sekolah untuk membawa pulang ke pelajar pengetahuan dan pemahaman mengenai masa lalu , terutama dalam hal
1.      Sejarah mereka sendiri dan bahwa masyarakat dan kebudayaan lain
2.      Cara di mana administrasi publik telah dikembangkan di negara mereka sendiri
3.      Sejarah kejadian dan gerakan penting yang mempengaruhi kehidupan hari
b)      Ketika tujuan di atas telah terwujud , studi sejarah mungkin nilai yang besar untuk dipelajari sebagai
1.      Ini memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik dari tren dunia saat ini, kondisi masalah
2.      Dalam memperluas dan memperkaya pengetahuan mereka , sehingga orang-orang , tempat dan kejadian sebagaimana dimaksud dalam surat kabar, radio, televisi , filem dan diskusi akan memiliki arti dan pentingnya bagi mereka yang sehingga mereka mungkin berada dalam posisi untuk menulis , berpikir dan mengadakan diskusi cerdas tentang mereka
3.      Ini memupuk apresiasi lebih dan menghormati nilai-nilai dasar kehidupan kami keadilan seperti , kebebasan , kebenaran dan integritas
4.      Hal itu membuat mereka sadar priviliges dan kewajiban mereka sebagai warga Negara
5.      Ini membantu mereka untuk mengembangkan pemahaman tentang waktu, dan untuk menghargai interaksi antara sebab dan akibat , dan untuk mengevaluasi prestasi umat manusia sesuai dengan nilai mereka
6.      Hal itu membuat mereka sadar akan posisi perubahan pengetahuan sejarah dan memberikan kontribusi disiplin
7.      Ini memberikan pemahaman tentang sejarah sebagai disiplin akademis dan mengembangkan keterampilan intelektual dan perspektif yang melekat dalam studi tersebut
8.      Ini memenuhi syarat mereka untuk menerapkan pengetahuan mereka secara efektif dengan maksud untuk
·      Mengumpulkan dan mengklasifikasi informasi
·      Memilih dari itu bahwa yang relevan dengan kebutuhan mereka
·      Berpikir obyektif , kritis dan empati
·      Mengatur informasi keluar baik secara tertulis dan lisana
9.      Hal ini mendorong metode kerja yang akan mengembangkan diri industry
Contoh: pendidikan berbasis hasil: mengembangkan kurikulum program pembelajaran
Pendidikan berbasis hasil dan unsur yang berbeda (hasil, daerah dan standar penilaian belajar). Desain dan perkenalan dari NCS di Afrika Selatan sebagai kurikulum baru untuk Pendidikan Umum dan Pelatihan (GET) dan Pendidikan dan Pelatihan (FET) tahap lanjut wre juga dijelaskan. Sementara itu harus dibuat jelas bahwa NCS sebagai contoh penggunaan pendidikan berbasis hasil, ia berfungsi sebagai contoh bagaimana kurikulum berbasis hasil dapat dikembangkan.
Dalam rangka melaksanakan bidang pelajaran eigh dari NCS, guru diharapkan untuk mengembangkan proram belajar. Departemen pendidikan (1997:17) mengacu pada pengembangan program ini sebagai kendaraan melalui Wich kurikulum yang akan diterapkan. Kegiatan belajar di program akan berkontribusi terhadap memungkinkan learnes untuk mencapai kedua daerah kritis (di semua hasil belajar) dan belajar spesifik) hasil.
BELAJAR AREA
BELAJAR HASIL
BELAJAR PROGRAM
Program pembelajaran untuk dikembangkan di masing-masing tahapan dalam band GET adalah sebagai berikut:
• Fase Awal  (Kelas 1 sampai 3)
- Literasi
- Berhitung
- Keterampilan Hidup
• Fase Menengah (Kelas 4-6)
-   Bahasa
-   Matematika
- Sekolah dapat memutuskan jumlah dan sifat dari program pengajaran lainnya (berdasarkan keharusan organisasi sekolah, prioritas nasional dan kebutuhan pengajar)
• Fase Senior (kelas 7 sampai 9)
- Setiap program pembelajaran delapan

Untuk memastikan pencapaian standar nasional yang ditetapkan oleh NCS, pedoman kebijakan untuk relevan dan sesuai Program pembelajaran telah dikembangkan pada kerjasama tingkat nasional dengan provinsi. Pedoman ini menekankan prinsip pembelajaran terpadu dan pencapaian hubungan optimal antara integrasi di seluruh daerah dan perkembangan konseptual belajar dari kelas ke kelas. Mereka memberikan informasi dan bimbingan tentang
- Integrasi dalam dan di bidang pembelajaran
- Pengelompokan standar penilaian
- Hubungan antara hasil belajar
- Alokasi Waktu
- Penilaian
- Hambatan belajar
- Merancang program pengajaran
- Kebijakan dan perundang-undangan
- Pelatihan, pengembangan dan pengiriman
- sumber  dan dukungan
- Perencanaan dan organisasi

Pedoman ini diterapkan dalam konteks kebijakan dan popularitas legislatif, sebagai enam White Papers tentang Pendidikan, UU Kebijakan Pendidikan Nasional (1996) dan Sout Afrika Sekolah Act (1996). Pedoman program pembelajaran menawarkan kerangka kerja untuk mengatasi pelajar tertentu dan kebutuhan kontekstual (Departemen Pendidikan, 2002a: 16-17).
Sebuah pertimbangan lebih lanjut dalam konteks Afrika Sout adalah bahwa alokasi waktu berikut juga harus diperhitungkan. Dalam hal Bagian 4 dari Undang-Undang Ketenagakerjaan pendidik, (1998), hari sekolah formal bagi guru adalah tujuh jam. Dalam hal Pendidikan Undang-Undang Kebijakan Nasional, (1996), waktu pengajaran resmi per minggu sekolah adalah 35 jam.

kali ini kontak untuk sekolah dasar diatur dalam tabel berikut
Fase
Kelas
Waktu
Fase awal
R, 1 dan 2
22 jam
30 menit
3
25 jam

Fase menengah
4,5, dan 6
26 jam
30 menit
Fase senior
7
26 jam
30 menit
8 dan 9
27 jam
30     enit

Sebagai pembelajaran yang disebutkan di atas dan pernyataan subjek dan pedoman tersedia secara luas dan departemen pendidikan provinsi telah mengembangkan contoh program pembelajaran, yang dapat berfungsi sebagai contoh pengembangan kurikulum pembelajaran Program, contoh belum disediakan di sini.
Hal ini sekali lagi menekankan bahwa siswa / guru harus menggunakan inisiatif mereka sendiri dan kreativitas, karena ini hanya pedoman dan examplars. Mereka harus menahan godaan untuk melihat contoh-contoh sebagai panduan, seperti yang sekarang progresif mereka untuk mengembangkan pelajaran mereka sendiri sesuai dengan program-program belajar dan pedoman  program dalam konteks spesifik mereka sendiri. Hal ini kemudian bahwa 'suara' dari guru dapat didengarkan guru memberikan interpretasi sendiri dan makna apa kurikulum harus seperti pada tingkat kelas dimana tercapai tujuan belajar.

G.    Pengembangan kurikulum lebih komprehensif

Ini perencanaan dan pengembangan kurikulum mata pelajaran kini harus diikuti dengan implementasi, evaluasi dan pengembangan. Prinsip dalam proses ini guru yang harus berusaha mengembangkan kurikulum dan bahwa perkembangan ini bisa berarti lebih dari sekedar perencanaan dan menerapkan pelajaran. Itulah pandangan yang lebih luas disebut sebagai pengembangan kurikulum mata pelajaran yang komprehensif.
Berikut ini meskipun daftar ekstensif, hanya memberikan contoh sebagai bagaimana proses itu bisa berkembang, karena dapat diperpanjang dan dikembangkan melalui inisiatif lokal dan pembaharuan.
Guru dapat merefleksikan profil mereka sendiri sebagai agen kurikulum, membaca hal ini.
·         diseminasi maksud tertentu, iimplementation dan evaluasi kurikulum
·         Evaluasi rutin relevansi
·         Pengembangan Silabus
-           Revisi Reguler
-          refleksi pada kurikulum dan mengusulkan amandemen yang mungkin terlibat dengan komite kurikulum, silabus komite dan komite studi
-          Menghubungkan dengan kelompok belajar di tingkat lokal
-          Partisipasi dalam asosiasi mata pelajaran
·         Evaluasi / penilaian daerah / subjek posisi pembelajaran dalam kurikulum sekolah
·         Pemilihan buku / sumber daya yang sesuai dan relevansi
·         Pemilihan buku teks tambahan
·         Pengembangan dari isi inti untuk isi pembelajaran
·         Pengembangan acuan kerja subjek di perpustakaan
·         Membangun perpustakaan kelas sendiri
·         Identifikasi sumber-sumber masyarakat
·         Membawa bersama atau mencari filems, poster dan materi video
·         Menyusun bank soal
·         Tetap menjelaskan kebutuhan silabus departemen serta pelaksanaannya (misalnya edaran)
·         penyelesaian Perencanaan dan regulary memeriksa buku laporan
·         Perencanaan dan evaluasi pekerjaan praktis.
·         Eksperimen dengan media dan metode pengajaran memperbaharui terus
·         Mengadakan pertemuan rutin tim subjek
·         Memfasilitasi dan / atau menghadiri kesempatan pelatihan (misalnya, seminar sehari atau akhir pekan)
·         Penciptaan iklim yang efektif
·         Konsultasi
·         Penelitian Kelas
·         Perencanaan dan implementasi perencanaan pembelajaran
·         Percobaan
·         Tetap up to date mengenai pengetahuan kurikulum
-          Pengetahuan dan pemahaman pandang pendidikan
-          Pengetahuan anak Teliti dan sikap positif terhadap anak-anak
-          Sikap Positif pengajaran


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan


Hasil nyata bagi pengembangan kurikulum yang sukses biasanya operasionalisasi dan institusi , yang dikatakan menempatkan ke dalam operasi dan penerimaan kurikulum. Berikut perencanaan harus dilakukan dalam rangka untuk melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum di meso dan tingkat mikro . Efektivitas daripadanya juga menentukan daripadanya internalisasi nanti. Tingkat dan kualitas pemberdayaan alami akan memainkan peran yang menentukan dalam program pelaksanaan ini . Ini adalah melalui partisipasi guru bahwa Succsess dari prosess ini ditentukan dan untuk alasan ini tingkat pemberdayaan penentu penting .
Guru mata pelajaran sekarang dihadapkan dengan tantangan menempatkan cap mereka sendiri pada pengembangan silabus inti subjek tertentu atau daerah belajar spesifik . Untuk subjek sekunder , misalnya , ini termasuk menghubungkan subjek yang relevan, kelas , tujuan pelajaran moduleand ( atau hasil ) dengan misi sekolah dan tujuan. Aspek ini dapat lebih diperkuat melalui analisis silabus untuk mengidentifikasi modul. Sebuah jadwal untuk tahun juga harus disiapkan. Proses ini dikenal sebagai pengembangan kurikulum subjek dan merupakan bagian penting dari operasionalisasi dan pelembagaan kurikulum

B.     Saran

Sebagai guru hendaknya mampu menyusun dan melaksanakan kurikulum sebagai oprasionalisasi dalam mewujudkan tujuan kurikulum itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA


Ali Muhammad. 2005. Pengembangan Kurikulum disekolah. Bandung : PT. Trigenda Karya.
Carl Arend. e-book. Development Of Curriculum.
Hamalik Omar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar