MAKALAH PENGEMBANGAN
KURIKULUM
“OPRASIONALISASI KURIKULUM“
Disusun
oleh:
1.
LINDA RAHMAWATI (1201070034)
2.
MUTIARA NURUL LITA A (1201070043)
Semester
III B
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, merupakan ucapan
rasa terimakasih yang pantas atas rahmat dan krunia yang diberikan oleh Allah
SWT, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Oprasionalisasi Kurikulum” dengan tepat
waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Pengembangan
Kurikulum. Pada penulisan makalah ini saya berusaha untuk menyajikan tulisan
yang terbaik. Makalah ini selesai dengan baik dan tepat waktu karena adanya
dukungan dan doa kedua orang tua serta bimbingan dari dosen. Oleh karena itu
saya mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah memberikan bimbingan
serta dukungannya.
Dalam penulisan makalah ini kami sadar
bahwa masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan kami sendiri, namun hal ini merupakan salah satu proses menuju
kebaikan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar
memotivasi saya.
Trimakasih , dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Purwokwero , 9 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya mencakup perencanaan,
penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan
untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi
kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program
yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Pada
prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada pengembangan aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi perkembangan pendidikan.
Manusia, disisi lain sering kali memiliki keterbatasan kemampuan untuk
menerima, menyampaikan dan mengolah informasi, karenanya diperlukan proses
pengembangan kurikulum yang akurat dan terseleksi dan memiliki tingkat
relevansi yang kuat. Dalam hal ini merealisasikannya maka diperlukan suatu
model pengembangan kurikulum dengan pendekatan yang sesuai.
B. Rumusan masalah
1. Membuat
analisis situasi komunitas Anda
2. Membuat
analisis situasi sekolah / organisasi
3. Merumuskan
misi untuk sekolah / organisasi
4. Merumuskan
pendidikan , pengajaran dan tujuan sekolah untuk organisasi sekolah Anda
5. Apakah
pengembangan kurikulum subjek dalam topik tertentu untuk tahun ini .
6. Memahami
pengembangan kurikulum subjek lebih penuh dan berusaha untuk aplikasi tersebut
C. Tujuan
Penulisan makalah ini adalah bertujuan
untuk mengetahui pemahaman guru akan proses pengemmbangan kurikulum ddan mampu
mengoprasionalisasikan kurikulum tersebut dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembinaan
kurikulum pada dasarnya adalah usaha pelaksanaan kurikulum di sekolah,
sedangkan pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah
dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidikan atau sekolah - sekolah
tertentu.
A.
Oprasionalisasi
Kurikulum
Hasil nyata bagi pengembangan kurikulum
yang sukses biasanya operasionalisasi dan institusi , yang dikatakan
menempatkan ke dalam operasi dan penerimaan kurikulum. Berikut perencanaan
harus dilakukan dalam rangka untuk melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum di
meso dan tingkat mikro . Efektivitas bukan hanya menentukan dari pelaksanaan
internalisasi nanti. Tingkat dan kualitas pemberdayaan alami akan memainkan
peran yang menentukan dalam program pelaksanaan ini . Ini adalah melalui
partisipasi guru bahwa kesuksesan dari proses ini ditentukan dari pentingnya
tingkat pemberdayaan
Cupter ini hanya akan menjelaskan metode
yang mungkin , bukan metode . Pengembang kurikulum bebas untuk
mengoperasionalkan kurikulum dengan cara khusus mereka sendiri . Deskripsi ini
juga memberikan kerangka hanya papan yang mungkin harus diisi sesuai dengan ,
keadaan individu lokal.
Penjelasan diberikan terutama di tingkat
lokal , yang mengatakan sehubungan dengan masyarakat lokal dan sekolah tertentu
. Rancangan silabus inti tidak dijelaskan herr melainkan kegiatan pengembangan
kurikulum yang berlangsung dalam rangka untuk menerapkannya di sekolah tertentu
dan kelas .
Prosedur
yang harus diikuti dalam metode ini memerlukan berikut :
a. analisis
situasi lengkap dari masyarakat setempat yang relevan
b. Sebuah
analisis situasi lengkap dari sekolah yang bersangkutan
c. Perumusan
Misi
d. perumusan
tujuan Sekolah
Dalam penghubung
dengan program kurikulum . Untuk mengantisipasi persyaratan pengembangan
kurikulum dinamis dan pengaturan kurikulum yang diterapkan . Kami berusaha
untuk terus mempromosikan iklim memperbarui dan komunikasi terbuka di mana
komunikasi antara semua pihak yang berkepentingan adalah mungkin , sehingga
semua kebutuhan yang relevan terus diidentifikasi dan diatasi melalui
pengembangan kurikulum yang dinamis dan mamagement kurikulum .
B.
Analisis pengembangan
kurikulum
1. Analisis
Kebutuhan
Johns (1991), analisis kebutuhan
adalah langkah pertama dalam desain program dan menyediakan validitas dan
relevansi untuk semua aktivitas desain program berikutnya. Informasi ini harus
mencakup hasil yang diinginkan atau yang diharapkan dari program berkualitas
tinggi, peran penilaian, status saat ini prestasi siswa dan konten program yang
sebenarnya. Informasi tersebut juga harus mempertimbangkan keprihatinan dan
sikap guru, administrator, orang tua dan juga peserta didik. Sedangkan data
sampel harus mencakup penilaian, pelajaran dari guru, tugas, nilai pada tes standar
negara, buku teks yang digunakan, persepsi siswa dan umpan balik dari orang
tua.
Richards (2002, hal. 52)
mengatakan bahwa langkah pertama dalam melakukan analisis kebutuhan adalah
menentukan apa tujuannya atau tujuan yang akan dicapai. Pada dasarnya,
analisa kebutuhan dalam pengajaran bahasa dapat digunakan untuk beberapa
tujuan yang berbeda.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan mempelajari tiga
hal, yaitu:
1. Kebutuhan
siswa
2. Tuntutan
masyarakat
3. Harapan-harapan
dari pemerintah
Adapun cara yang dapat dilakukan dalam menganilis
kebutuhan, yaitu:
1. Survei
kebutuhan
2. Studi
keterampilan
3. Analisis
tugas
2. Analisis
situasional
Pada bagian ini, dipaparkan kebutuhan untuk melakukan snalisis
situasi di dalam mengembangkan kurikulum. Ada beberapa faktor utama yang akan terlibat didalam
analisis situasi. Analisis situasi biasanya dilakukan sebelum dilaksanakannya pengembangan
kurikulum dan selama berlangsungnya pengembangan kurikulum, para guru seharusnya tetap mengindahkan situasi yang
ada , disamping untuk tujuan tercapainya efektivitas ketika kurikulum yang baru itu
kita implementasikan.
Faktor-faktor untuk melakukan
analisis situasi tebagi menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi sekolah dan
faktor internal yang berada di dalam sekolah itu sendiri.
Faktor ekternal yang dimaksudkan
meliputi :
(a) ekspektasi perubahan budaya dan sosial :
perubahan nasional budaya dan sosial, termasuk didalamnya perubahan harapan
para orang tua atas para siswanya;
(b) Kebijakan sistem pendidikan : berkaitan dengan
peraturan yang akan berdampak pada
penerapan pengembangan kurikulum berbasis sekolah serta pengaruhnya
pada pengujian dan penelitian;
(c) Perubahan mata materi pelajaran : perubahan isi dan metode sebagai pengaruh
dari sosial budaya atau perubahan pendidikan;
(d) Sistem penunjang kontribusi guru yang
potensial : ketersediaan dukungan baik
secara institusi ataupun secara
induvidual;
(e) Sumberdaya :
aliran sumberdaya yang masuk ke sekolah.
Faktor internal yang dimaksudkan meliputi :
(a) Siswa :
karakteristik siswa, kemampuan dan tahap perkembangan siswa;
(b) Guru : kekuatan dan keterbatasan guru, minat,
harapan, perilaku guru, gaya mengajar, penilaian diri dan perannya di dalam
pengembangan kurikulum;
(c) Etos sekolah : suasana dan klimat sekolah, yang secara fungsional
didukung oleh kepala sekolah;
(d) Sumberdaya material : sarana prasarana, peralatan dan fasilitas,
kebijakan yang berhubungan dengan hal itu;
(e) Penerimaan dan pemecahan masalah :
ketidakpuasan terhadap kurikulum yang sudah ada.
Sekolah merupakan organisasi yang kompleks,
bahkan mungkin saja pada situasi yang sama,
penilaian yang terjadi dapat berbeda-beda. Kenyataan ini merupakan
justifikasi bagi analisis situasi ketika pengembangan kurikulum dilakukan.
C.
Visi dan Misi Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran dilakukan untuk menumbuhkan
semangat prndidikan sepanjang hayat serta untuk mengembangkan multi-kecerdasan
dengan menggunakan pendidikan yang menyenangkan dan bervariasi sehingga siswa
mampu menerapkan gagasan-gagasannya dalam berbagai situasi.
Komponen-komponen
Kurikulum (Visi dan Misi)
Suatu proses belajar mengajar (PBM)
dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang berpengaruh dalam PBM saling
mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Kurikulum disusun oleh Satuan
Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di madrasah/sekolah. Madrash sebagai unit penyelenggara
pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.
Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut :
a)
perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi
b)
globalisasi yang memungkinkan sangat
cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar sector serta tempat,
c)
era informasi,
d)
pengaruh globalisasi terhadap perubahan
prilaku dan moral manusia,
e)
berubahnya kesadaran masyarakat dan
orang tua terhadap pendidikan, dan
f)
era perdagangan bebas.
a.
Visi
Visi merupakan pandangan jauh kedepan,
atau keyakinan bersama seluruh komponen kurikulum akan keadaan masa depan yang
diinginkan. Visi harus diungkapkan kalimat yang jelas, positif, menantang,
mengandung partisipasi dan menunjukkan tentang gambaran masa yang akan datang.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh
keimanan dan nilai-nilai ketaqwaan.
Cara
menyusun visi
TAHAP
1 : HASIL BELAJAR SISWA
Apa yang harus dicapai siswa berkaitan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka melaksanakan
kurikulum tersebut.
TAHAP
2 : SUASANA PEMBELAJARAN
Suasana pembelajaran seperti apa yang
dikehendaki untuk mencapai hasil belajar itu
TAHAP
3 : SUASANA SEKOLAH
Suasana
sekolah – sebagai lembaga/organisasi pembelajaran – seperti apa yg
diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi siswa)
Visi
kurikulum
·
Berorientasi ke depan
·
Dikembangkan bersama oleh seluruh warga
sekolah
·
Merupakan perpaduan antara langkah
strategis dan sesuatu yang dicita-citakan
·
Dinyatakan dalam kalimat yang padat
bermakna
·
Dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan
indikator keberhasilannya.
·
Berbasis nilai
·
Membumi (kontekstual)
b.
Misi
Misi merupakan jabaran dari Visi kedalam
kegiatan-kegiatan atau program-program yang harus dilakukan untuk menjadikan
lembaga atau madrasah yang unggul.
Misi Kurikulum
-
Mewujudkan tujuan pengembangan
kurikulum.
-
Mewujudkan pengembangan SDM pendidikan
-
Selalu berpegang teguh pada norma-norma
ke-Agama
D.
Penyusunan Rencana Tahunan
Perencanaan berfungsi sebagai pedomanan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinan seorang kepala sekolah.
Berdasarkan jangka waktu
-
Rencana jangka panjang (rencana untuk 5
sampai 10 tahun)
-
Rencana jangka pendek (rencana tahunan,
bulanan)
Berdasarkan garapan
seorang administrator, kepala sekolah pelu membuat rencana-rencana
1. Perencanaan
bidang kemuridan
2. Perencanaan
bidang personal/tenaga kependidikan
3. Perencanaan
bidangsarana kependidikan
4. Perencanaan
bidang ketatausahaan sekolah
5. Perencanaan
bidangpembiayaan/anggaran pendidikan
6. Perencanaan
pembinan organisasi sekolah
7. Perencanaan
hubungan kemasyarakatan/komunikasi pendidikan
Rencana-rencana tersebut perlu disusun
secara menyeluruh, yang mencangkup semua bidang garapan dan dalam berbagai
jenjang pengamaan
-
Dalam menyusu perencanaan tersebut,
kepala sekolah harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut:perencanaan disusun berdasarkan kerjasama musyawarah antara kepala
sekolah dan guru. Keterlibatan para guru dalam hal ini akan menimbulkan rasa
tanggung jawab kepada merek untuk menyukseskan pelaksanaannya.
-
Perencanaan disusun berdasarkan tujuan
yang jelas. Tujuan ini harus sesuai dengan tujuan-tujuan institusional dan
tujuan0tujuan kurikuler.
-
Perencanaan disusun berdasarkan realitas
sebenarnya, rumusan rencana sederhana, jangan muluk-muluk dan mudah
dilaksanakan.
-
Perencanaan secara terinci:tujuan yang
spesifik dan opersional, kegiatan-kegiatan yang jelas dan berurutan, perincian
alat/perlengkapan dan prosedur penilaian yang akan ditempuh. Sehingga menjadi
pedoman yang lebih mudah untuk dilaksanakan.
-
Perencanaan harus luwes, jadi mudah
diadakan penyesuaian dengan kebutuhan, masalah dan tuntutan lingkungan sekolah
dan sekitarnya bilamana diperlukan.
-
Perencanaan memuat bidang garapan yang
berkesinambungan satu sama lain berdasarkan prinsip bertahap dan bergilir
dilihat dari segi prioritas.
-
Perencanaan hendaknya memperhatikan
faktor essensial dimana adanya penghematan tenaga, biaya dan aktu, serta
penggunaan sumber-sumber yang telah tersedia dengan baik sehingga tercapainya
tujuan-tujuan rencana secara maksimal
-
Harus dicegah timbulnya duplikasi dalam
pelaksanaanya. Karena itu perencanaan disusun secara kritis, dan diadakan cek
recek sebelm dilaksanakan disekolah bersangkutan.
E.
Tujuan Pendidikan , Pengajaran dan Sekolah
Sebuah pernyataan misi biasanya tidak
hanya mencerminkan etos sekolah tetapi juga menawarkan panduan yang jelas untuk
merumuskan tujuan sekolah . Filsafat kehidupan sekolah tertentu dan masyarakat
juga sering tercermin di dalamnya . Pendidikan dan tujuan pengajaran sering
kali di tujukan untuk sekolah . Beberapa contoh tujuan sekolah ini dijelaskan
di bawah ini .
contoh
a) Untuk
membimbing anak untuk menyadari / potensinya melekat kepada penuh oleh
Memperluas kemampuan
unik intelektual anak
1. menjadikan
anak beriman
2. menjadikan
anak yang memiliki jiwa social yang baik
b) Mengupayakan
standar pendidikan tinggi melalui
1. stimulasi
individualitas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara penuh sesuai
dengan kemampuan , sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang baik
2. Melalui
pengembangan mental, spiritual dan fisik anak
c) Untuk
memimpin dan mendukung pelajar untuk menjadi independen , dewasa dan pelayanan
masyarakat dan bertanggung jawab , warga negara yang lengkap
d) Untuk
membimbing peserta didik dalam pengembangan kecakapan hidup untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan dan harapan masyarakat
e) Untuk
menginstruksikan pelajar dan mendidik dia dengan cara yang dia mungkin mengerti
dan memahami , dengan cara menerima penghargaan akadamik
f) Untuk
mengakui kesalahan anak sebagai individu , untuk mengajar dan memimpin dirinya
sehingga bakat, kemampuan dan kemungkinan kreatif dapat dimanfaatkan dan
diperluas sehingga ia mungkin akhirnya mengambil / tempatnya yang sesungguhnya
sebagai seorang individu dalam masyarakat
g) Untuk
mengembangkan kebanggaan dalam sekolah antara pengajar yang akan berfungsi
sebagai dasar untuk loyalitas terhadap sesama pengajar , staf dan sekolah
h) Untuk
memimpin peserta didik untuk disiplin diri, motivasi diri dan martabat manusia
dalam kata dan perbuatan
i)
Untuk mempromosikan hubungan baik antara
guru , peserta didik dan orang tua , mengejar saling menghormati dan menghargai
satu sama lain
j)
Melalui evaluasi metode pembelajaran ,
meningkatkan petunjuk kita sendiri untuk kepentingan anak-anak dengan siapa
kita bekerja
k) Bagi
sekolah yang dalam konteks berbasis hasil , pembelajaran pembangunan termasuk
dalam proses ini dan komponen seperti hasil kritis, hasil belajar dan standar
penilaian harus dipertimbangkan dalam pengembangan program pembelajaran
F.
Pengembangan kurikulum subjek
Guru mata pelajaran sekarang dihadapkan
dengan tantangan menempatkan cap mereka sendiri pada pengembangan silabus inti
subjek tertentu atau daerah belajar spesifik . Untuk subjek sekunder , misalnya
, ini termasuk menghubungkan subjek yang relevan, kelas , tujuan pelajaran
moduleand ( atau hasil ) dengan misi sekolah dan tujuan. Aspek ini dapat lebih
diperkuat melalui analisis silabus untuk mengidentifikasi modul. Sebuah jadwal
untuk tahun juga harus disiapkan. Proses ini dikenal sebagai pengembangan
kurikulum subjek dan merupakan bagian penting dari operasionalisasi dan
pelembagaan kurikulum.
Pengembangan
kurikulum pembelajaran daerah akan berbeda bahwa fokus akan pada hasil penting
dari daerah pembelajaran dan pengembangan lebih lanjut dari program.
Berikut
ini adalah beberapa contoh tentang bagaimana hal ini dapat dilakukan. Karena
kurangnya ruang, misalnya diberikan hanya beberapa mata pelajaran, dilanjutkan
dengan penjelasan kurikulum program pembelajaran dalam konteks OBE . Dalam
menyajikan contoh ini, harus sekali lagi sangat Roses menyatakan bahwa ini
hanya contoh cara di mana pengembangan kurikulum subjek dapat dilakukan, karena
ada orang lain. Guru harus memiliki kebebasan dan tindakan untuk mengikuti
strategi mereka sendiri. Kemampuan mereka untuk melakukan hal ini akan
tergantung pada sifat dan tingkat pemberdayaan mereka.
Contoh 1 : Sejarah untuk sekolah
menengah
Sejarah
adalah studi sistematis di masa lalu. Oleh karena itu sejarah, selain isinya,
sarana menyelidiki masa lalu yang mengharuskan akuisisi dan penggunaan
keterampilan. Kejadian, masyarakat dan bangsa di masa lalu dipelajari sehingga
penghargaan terhadap waktu dan tempat yang dapat dikembangkan. Sejarah
mengembangkan imajinasi dan pemahaman masa kini, seperti pemahaman masa kini
diperlukan untuk memahami masa lalu.
Tujuan
subjek tertentu
a)
tujuan sejarah di sekolah untuk membawa pulang ke pelajar pengetahuan dan
pemahaman mengenai masa lalu , terutama dalam hal
1. Sejarah
mereka sendiri dan bahwa masyarakat dan kebudayaan lain
2. Cara
di mana administrasi publik telah dikembangkan di negara mereka sendiri
3. Sejarah
kejadian dan gerakan penting yang mempengaruhi kehidupan hari
b) Ketika
tujuan di atas telah terwujud , studi sejarah mungkin nilai yang besar untuk
dipelajari sebagai
1. Ini
memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik dari tren dunia saat ini,
kondisi masalah
2. Dalam
memperluas dan memperkaya pengetahuan mereka , sehingga orang-orang , tempat
dan kejadian sebagaimana dimaksud dalam surat kabar, radio, televisi , filem
dan diskusi akan memiliki arti dan pentingnya bagi mereka yang sehingga mereka
mungkin berada dalam posisi untuk menulis , berpikir dan mengadakan diskusi
cerdas tentang mereka
3. Ini
memupuk apresiasi lebih dan menghormati nilai-nilai dasar kehidupan kami
keadilan seperti , kebebasan , kebenaran dan integritas
4. Hal
itu membuat mereka sadar priviliges dan kewajiban mereka sebagai warga Negara
5. Ini
membantu mereka untuk mengembangkan pemahaman tentang waktu, dan untuk
menghargai interaksi antara sebab dan akibat , dan untuk mengevaluasi prestasi
umat manusia sesuai dengan nilai mereka
6. Hal
itu membuat mereka sadar akan posisi perubahan pengetahuan sejarah dan
memberikan kontribusi disiplin
7. Ini
memberikan pemahaman tentang sejarah sebagai disiplin akademis dan
mengembangkan keterampilan intelektual dan perspektif yang melekat dalam studi
tersebut
8. Ini
memenuhi syarat mereka untuk menerapkan pengetahuan mereka secara efektif
dengan maksud untuk
· Mengumpulkan
dan mengklasifikasi informasi
· Memilih
dari itu bahwa yang relevan dengan kebutuhan mereka
· Berpikir
obyektif , kritis dan empati
· Mengatur
informasi keluar baik secara tertulis dan lisana
9. Hal
ini mendorong metode kerja yang akan mengembangkan diri industry
Contoh: pendidikan
berbasis hasil: mengembangkan kurikulum program pembelajaran
Pendidikan berbasis
hasil dan unsur yang berbeda (hasil, daerah dan standar penilaian belajar).
Desain dan perkenalan dari NCS di Afrika Selatan sebagai kurikulum baru untuk
Pendidikan Umum dan Pelatihan (GET) dan Pendidikan dan Pelatihan (FET) tahap
lanjut wre juga dijelaskan. Sementara itu harus dibuat jelas bahwa NCS sebagai
contoh penggunaan pendidikan berbasis hasil, ia berfungsi sebagai contoh
bagaimana kurikulum berbasis hasil dapat dikembangkan.
Dalam rangka
melaksanakan bidang pelajaran eigh dari NCS, guru diharapkan untuk
mengembangkan proram belajar. Departemen pendidikan (1997:17) mengacu pada
pengembangan program ini sebagai kendaraan melalui Wich kurikulum yang akan
diterapkan. Kegiatan belajar di program akan berkontribusi terhadap
memungkinkan learnes untuk mencapai kedua daerah kritis (di semua hasil
belajar) dan belajar spesifik) hasil.
BELAJAR AREA
BELAJAR HASIL
BELAJAR PROGRAM
Program pembelajaran untuk dikembangkan
di masing-masing tahapan dalam band GET adalah sebagai berikut:
• Fase Awal (Kelas 1 sampai 3)
- Literasi
- Berhitung
- Keterampilan Hidup
• Fase Menengah (Kelas 4-6)
- Bahasa
- Matematika
- Sekolah dapat
memutuskan jumlah dan sifat dari program pengajaran lainnya (berdasarkan
keharusan organisasi sekolah, prioritas nasional dan kebutuhan pengajar)
• Fase Senior (kelas 7 sampai 9)
- Setiap program pembelajaran delapan
Untuk
memastikan pencapaian standar nasional yang ditetapkan oleh NCS, pedoman
kebijakan untuk relevan dan sesuai Program pembelajaran telah dikembangkan pada
kerjasama tingkat nasional dengan provinsi. Pedoman ini menekankan prinsip
pembelajaran terpadu dan pencapaian hubungan optimal antara integrasi di
seluruh daerah dan perkembangan konseptual belajar dari kelas ke kelas. Mereka
memberikan informasi dan bimbingan tentang
- Integrasi dalam dan di bidang
pembelajaran
- Pengelompokan standar penilaian
- Hubungan antara hasil belajar
- Alokasi Waktu
- Penilaian
- Hambatan belajar
- Merancang program pengajaran
- Kebijakan dan perundang-undangan
- Pelatihan, pengembangan dan pengiriman
- sumber
dan dukungan
- Perencanaan dan organisasi
Pedoman
ini diterapkan dalam konteks kebijakan dan popularitas legislatif, sebagai enam
White Papers tentang Pendidikan, UU Kebijakan Pendidikan Nasional (1996) dan
Sout Afrika Sekolah Act (1996). Pedoman program pembelajaran menawarkan
kerangka kerja untuk mengatasi pelajar tertentu dan kebutuhan kontekstual
(Departemen Pendidikan, 2002a: 16-17).
Sebuah
pertimbangan lebih lanjut dalam konteks Afrika Sout adalah bahwa alokasi waktu
berikut juga harus diperhitungkan. Dalam hal Bagian 4 dari Undang-Undang Ketenagakerjaan
pendidik, (1998), hari sekolah formal bagi guru adalah tujuh jam. Dalam hal
Pendidikan Undang-Undang Kebijakan Nasional, (1996), waktu pengajaran resmi per
minggu sekolah adalah 35 jam.
kali ini kontak untuk sekolah dasar
diatur dalam tabel berikut
Fase
|
Kelas
|
Waktu
|
|
Fase awal
|
R, 1 dan 2
|
22 jam
|
30 menit
|
3
|
25 jam
|
|
|
Fase menengah
|
4,5, dan 6
|
26 jam
|
30 menit
|
Fase senior
|
7
|
26 jam
|
30 menit
|
8 dan 9
|
27 jam
|
30
enit
|
Sebagai pembelajaran yang disebutkan di
atas dan pernyataan subjek dan pedoman tersedia secara luas dan departemen
pendidikan provinsi telah mengembangkan contoh program pembelajaran, yang dapat
berfungsi sebagai contoh pengembangan kurikulum pembelajaran Program, contoh
belum disediakan di sini.
Hal ini sekali lagi menekankan bahwa
siswa / guru harus menggunakan inisiatif mereka sendiri dan kreativitas, karena
ini hanya pedoman dan examplars. Mereka harus menahan godaan untuk melihat
contoh-contoh sebagai panduan, seperti yang sekarang progresif mereka untuk
mengembangkan pelajaran mereka sendiri sesuai dengan program-program belajar
dan pedoman program dalam konteks
spesifik mereka sendiri. Hal ini kemudian bahwa 'suara' dari guru dapat
didengarkan guru memberikan interpretasi sendiri dan makna apa kurikulum harus
seperti pada tingkat kelas dimana tercapai tujuan belajar.
G.
Pengembangan kurikulum lebih komprehensif
Ini
perencanaan dan pengembangan kurikulum mata pelajaran kini harus diikuti dengan
implementasi, evaluasi dan pengembangan. Prinsip dalam proses ini guru yang
harus berusaha mengembangkan kurikulum dan bahwa perkembangan ini bisa berarti
lebih dari sekedar perencanaan dan menerapkan pelajaran. Itulah pandangan yang
lebih luas disebut sebagai pengembangan kurikulum mata pelajaran yang
komprehensif.
Berikut
ini meskipun daftar ekstensif, hanya memberikan contoh sebagai bagaimana proses
itu bisa berkembang, karena dapat diperpanjang dan dikembangkan melalui
inisiatif lokal dan pembaharuan.
Guru
dapat merefleksikan profil mereka sendiri sebagai agen kurikulum, membaca hal
ini.
·
diseminasi maksud tertentu,
iimplementation dan evaluasi kurikulum
·
Evaluasi rutin relevansi
·
Pengembangan Silabus
-
Revisi Reguler
-
refleksi pada kurikulum dan mengusulkan
amandemen yang mungkin terlibat dengan komite kurikulum, silabus komite dan
komite studi
-
Menghubungkan dengan kelompok belajar di
tingkat lokal
-
Partisipasi dalam asosiasi mata
pelajaran
·
Evaluasi / penilaian daerah / subjek
posisi pembelajaran dalam kurikulum sekolah
·
Pemilihan buku / sumber daya yang sesuai
dan relevansi
·
Pemilihan buku teks tambahan
·
Pengembangan dari isi inti untuk isi
pembelajaran
·
Pengembangan acuan kerja subjek di
perpustakaan
·
Membangun perpustakaan kelas sendiri
·
Identifikasi sumber-sumber masyarakat
·
Membawa bersama atau mencari filems,
poster dan materi video
·
Menyusun bank soal
·
Tetap menjelaskan kebutuhan silabus
departemen serta pelaksanaannya (misalnya edaran)
·
penyelesaian Perencanaan dan regulary
memeriksa buku laporan
·
Perencanaan dan evaluasi pekerjaan
praktis.
·
Eksperimen dengan media dan metode
pengajaran memperbaharui terus
·
Mengadakan pertemuan rutin tim subjek
·
Memfasilitasi dan / atau menghadiri
kesempatan pelatihan (misalnya, seminar sehari atau akhir pekan)
·
Penciptaan iklim yang efektif
·
Konsultasi
·
Penelitian Kelas
·
Perencanaan dan implementasi perencanaan
pembelajaran
·
Percobaan
·
Tetap up to date mengenai pengetahuan
kurikulum
-
Pengetahuan dan pemahaman pandang
pendidikan
-
Pengetahuan anak Teliti dan sikap
positif terhadap anak-anak
-
Sikap Positif pengajaran
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil nyata bagi pengembangan kurikulum yang sukses
biasanya operasionalisasi dan institusi , yang dikatakan menempatkan ke dalam
operasi dan penerimaan kurikulum. Berikut perencanaan harus dilakukan dalam
rangka untuk melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum di meso dan tingkat mikro
. Efektivitas daripadanya juga menentukan daripadanya internalisasi nanti.
Tingkat dan kualitas pemberdayaan alami akan memainkan peran yang menentukan
dalam program pelaksanaan ini . Ini adalah melalui partisipasi guru bahwa
Succsess dari prosess ini ditentukan dan untuk alasan ini tingkat pemberdayaan
penentu penting .
Guru mata pelajaran sekarang dihadapkan dengan
tantangan menempatkan cap mereka sendiri pada pengembangan silabus inti subjek
tertentu atau daerah belajar spesifik . Untuk subjek sekunder , misalnya , ini
termasuk menghubungkan subjek yang relevan, kelas , tujuan pelajaran moduleand
( atau hasil ) dengan misi sekolah dan tujuan. Aspek ini dapat lebih diperkuat
melalui analisis silabus untuk mengidentifikasi modul. Sebuah jadwal untuk
tahun juga harus disiapkan. Proses ini dikenal sebagai pengembangan kurikulum
subjek dan merupakan bagian penting dari operasionalisasi dan pelembagaan
kurikulum
B. Saran
Sebagai
guru hendaknya mampu menyusun dan melaksanakan kurikulum sebagai
oprasionalisasi dalam mewujudkan tujuan kurikulum itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali
Muhammad. 2005. Pengembangan Kurikulum disekolah. Bandung : PT. Trigenda Karya.
Carl
Arend. e-book. Development Of Curriculum.
Hamalik
Omar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar