Senin, 09 Desember 2013

TUGAS STUDI ISLAM 1
“KUFUR “ 


UMP.JPG


Disusun oleh:
LINDA RAHMAWATI (1201070034)
Semester 3 B


PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013/2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Rumusan Masalah   

Membicarakan Masalah Iman dan Kufur, umat Islam telah terjadi perselisihan dimana yang satu adalah umat yang mudah mengkafirkan orang lain sekalipun orang itu masih bisa dianggap  muslim. Sedang yang lainnya adalah yang berpendirian bahwa kita tidak boleh boleh menghukum kafirkan seseorang sekalipun orang tersebut benar-benar telah kafir dan murtad dari agam islam.
Sesungguhnya penilaian bahwa seseorang itu kufur dan benar-benat telah menyimpang dari hukum islam adalah wewenang Allah. Terkecuali orang gersebut mengatakan dengan terang-terangan bahwa dia tidak menunaikan perintah Allah karena ingkar pada Allah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengeertian kufur?
2.      Apa saja jenis-jenis kufur?
3.      Apa saja bentuk-bentuk Kufur?




BAB II
PRMBAHASAN

A.    Definisi Kufur
Kufur secara bahasa menutupi.
“Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). “ (al-fath:29)

Dalam termologi syariat , kufur berarti mengingkari suatu bagan dari ajaran islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal atau tidak sempurna. Maka , mengingkari makna syahadat adalah kufur, meninggalkan bagian vital ajaran islam yang diharamkan seperti riba atau yang diwajibkan seperti sholat adalah kufur, mengingkari salah satu hukum pidana islam seperti hukum bagi pencuri ,pezina dan lainnya adalah kufur.

B.     Jenis-jenis Kufur
v  Kufur itu ada dua jenis:
-          Kufur besar yaitu mengingkari bagian tertentu dari islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal.
-          Kufur kecil yaitu mengingkari bagian tertentu dalam Islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi tidak sempurna.
Perbedaan diantara kedua jenis ini adalah:
1.      Kufur besar membatalkan amal. Alloh berfirman:
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”(Ibrahim : 18)

Sedang kufur kecil tidak membatalkan amal.

2.      Kufur besar menyebabkan keabadian dineraka. Firman Alloh swt:
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.”(Muhammad:18)

”Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”(al-Bayinnah:6)

Sedangkan kufur kecil tidak mengharuskan pelakunya masuk neraka.

3.      Jika seseorang mati dalam keadaan kufur besar maka ia tidak akan diampuni, sedangkan jika ia mati dalam keadaan kufur kecil maka ia diserahkan kepada kehendak Alloh boleh diampuni atau disiksa, terserah kepada kehendak Alloh SWT.
4.      Kufur besar menyebabkan darah, harta , dan jiwa pelakunya menjadi halal , dan ia tidak berhak mewarisi keluarganya yang Muslim, begitu pula sebaliknya. Dan itu tidak berlaku pada kufur kecil.
5.      Kufur besar menyebabkan pelakunya keluar dari islam sedangkan kufur kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari islam, tapi dianggap Mukmin dengan keimanan yang kurang.
6.      Kufur besar adalah kufur aqidah yang kaitannya dengan hati sedang kufur kecil adalah kufur amali yang kaitanya adalah badan.

v  Jenis-jenis Kufur Besar
Kufur besar mempunyai 5 jenis:
1.      Kufur takzib (pendustaan)
Menyampaikan kebenaran yang bertentangan dengan kenyataan sebenarnya atau mengklaim bahwa Rasulullah saw membawa ajaran yang bertentangan dengan kebenaran. Firman Alloh swt:
“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (al-Ankabut: 68)

Dari jenis inilah kufur Fir’aun ketika ia mendustakan Musa, dan dari jenis in pulalah kekufuran sebagian besar umat mausia. Alloh berfirman :
“Dan kaummu mendustakannya (adzab) padahal adzab itu benar adanya. “ (al-An’aam: 66)

2.      Kufur kesombongan dengan tetap membenarkan
Maksudnya, ia tetap membenarkan kebenaran yang dibawa rasulluloh saw, tetapi ia menolak mengikutinya karena kesombongan dan keangkuhan. Alloh berfirman:
”Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (al-Baqarah: 34)

Barang siapa yang meninggalkan islam karena kesombongan dan keangkuhan, maka ia sama saja dengan kaum Nuh yang menolak melaksanakan kebenaran. Firman alloh:
"Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" (asy-Syu’araa: 111)

3.      Kufur keraguan
Maksudnya keragu-raguan dalam meyakini kebenaran, padahal padahal keimanan yang dituntut dari seorang mukmin adalah keyakinan akan kebenaran ajarn yang dibawa oleh Rasulullah saw tanpa sedikitpun keraguan. Termasuk dalam kufur keraguan ini adalah jika seseorang menduga bahwa ajaran itu benar tetapi tidak tertutup kemungkinan kalau ia juga salah. Ini adalah kufur zhan (dugaan). Allah swt berfirman:
Dan dia memasuki kebunnya sedang ia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata:"Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu".. Kawannya (yang mu'min) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya :"Apakah kamu kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna.
Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Rabbku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Rabbku. (QS. Al-Kahfi: 35-38)

4.      Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran)
Maksudnya, meninggalkan kebenaran dengan jalan tidak mempelajari dan mengamalkanya baik yang bersifat perkataan atau perbuatan atau keyakinan, secara parsial atau keseluruhan. Allah swt berfirman:
“Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (al-Ahqaaf : 3)

5.      Kufur Nifak
Maksudnya , mengingkari kebenaran yang dibawa Rasululloh didalam batin tetapi tetap menampakan diri mengikutinya secara lahir. Jadi , dalam hati ia kafir , diluar dia kelihatan beriman. Alloh swt berfirman:
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (al-Munnaafiqun: 3)

Itulah lima jenis kufur yang dibagi berdasarkan dimensi pelakunya. Ada pembagian lain yang didasarkan pada dimensi lain. Misalnya:
Pembagian didasarkan dimensi tempat, yaitu:
1.      Kufur I’tiqdi (keyakinan)
Kufur yang bertempat didalam hati. Misalnya penafian sifat-sifat Alloh swt, meyakini ketiadaan jin dan sebagainya.
2.      Kufur Fi’li (perbuatan)
Kufur yang bertempat dianggota badan. Misalnya, melemparkan musaf Al-Qur’an atau hadist-hadist Rasulullah saw atau nama-nama atau sifat-sifat Allah yang tertulis kedalam kotoran atau najis.
3.      Kufur Qauli (ucapan)
Kufur yang bertempat pada lisan. Misalnya mecela allah swt atau Rasulullah atau Islam dan lainya.
            Berdasarkan dimensi temannya, yaitu:
1.      Kufur Tamtsil (penyerupaan)
Meyakini bahwa zat,sifat dan perbuatan Allah swt adalah sama dengan zat, sifat dan perbuatan makhluk. Firman Allah:
“Tiada sesuatu pun yang sama dengan-Nya…” ( asy-Syuuraa:11)
”Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (Mariyam : 65)
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".    (al-Ikhlas: 4)

2.      Kufur Takzib (Pendustaan)
Mendustakan apa yang ada dalam sunah Rasulullah saw. Misalnya, menyakini bahwa tidak ada neraka atau surga , atau meyakini bahwa surge dan neraka atau badan semata atau untuk jiwa semata dan semacamnya.
3.      Kufur Ta’thil (penafian)
Mengingkari apa yang tertera dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Misalnya , mengingkari wujud Allah atau hari kiamat atau risalah Rasulullah saw dan semacamnya.

Pembagian terakhir ini sebenarnya dapat dianggap sebagai jenis-jenis kufur qauli secara khusus.


v  Jenis-jenis Kufir Kecil
Kufur kecil memiliki banyak jenis. Antara lain sebagai berikut:
1.      Kufur Nikmat
Maksudnya, mengingkari itu atau menistakanya kepada selain pemberinya, yaitu Allah swt. Firman Allah:
”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (an-Nahl: 112)
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (an-Nahl: 83)

Maksudnya , menisbatkan suatu nikmat kepada selain Allah swt walau mereka sebenarnya tahu bahwa nikmat itu berasal daripada-Nya , tetapi mereka tetep tidak mengucapkan “Alhamdulillah” dan tidak menisbatkannya kepada Allah. Padahal Allah swt berfirman:
“Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, …..“ (Fushshilat:50)

2.      Meninggalkan Shalat
Dasarnya adalah firman Allah swt:
“Jika mereka bertobat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (at-Taubah :11)

Kebalikannya, ketika mereka tidak melaksanakan itu maka mereka itu bukanlah saudara-saudara kamu seagama. Rasulullah bersabda yang artinuya:
“Perjanjian diantara kami dan mereka adalah shalat. Bagaimana yang meninggalkanya ia adalah kafir”( HR. Tirmizi)

3.      Mendatangi peramal
Dasarnya adalah sabda Rasullulah  saw yang artinya”
“Barang siapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan oleh Muhammad saw.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

4.      Menyetubuhi wanita dari duburnya.
Dasarnya adalah sabda Rasulullah saw yang artinya:
“Siapa yang mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita yang sedang haid dari duburnya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.” (HR. Abu Daud dari Abu Hurairah)

Jenis kufur kecil sebenarnya sangat banyak dan tak dapat dihitung. Maka semua sebutan kufur terhadap suatu perbuatan tertentu yang tidak diikat dengan sebutan kufur besar , maka kata itu sering mengacu pada kufur kecil. Kufur kecil sering disebut ”kufur amali”(kufur perbuatan), sedang kufur besar sering disebut sebagai “kufur I’tiqadi” (kufur keyakinan)
Selain itu ada sejumlah perbuatan yang mungkin menyebabkan seseorang menjadi kafir besar tetapi ia tetap tidak dinyatakan kafir. Perbuatan-perbuatan itu adalah:
1.      Keceplosan , maksudnya bila ia mengucapkan suatu perkataan yang sebenarnya menyebabkan kekafiran, tetapi tidak meniatkan demikian. Ucapan itu muncul dari lidahnya tanpa sengaja.
2.      Ketiadaan akal, bak karena tidur atau mabuk atau pingsan , maka perbuatan yang sebenarnya mengkafirkan , akhirnya tidak mengkafirkan. Walaupun ada beberapa ulama tetap mengkafirkannya bila ia mengucapkan dalam keadaan kafir.
3.      Karena dipaksa. Jadi, barngsiapa yang mengucapkan suatu perkataan kafir karena diancam akan dibunuh dan semacamnya, sedang hatinya tetap beriman, maka ia tidak danggap kafir berdasarkan firman Allah swt:
“Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa).” (an-Nahl: 106)

C.     Bentuk-bentuk Kufur
1.      Setiap orang yang mencaci Allah atau mencaci seorang Rasul dari para Rasul Allah, atau satu Malaikat dari para Malaikat Allah, maka sungguh orang itu telah kafir
2.       Setiap orang yang mengingkari Rububiyah (hanya Allah Dzat yang menciptakan dan memelihara alam ini) atau Uluhiyah (hanya Allah Dzat yang berhak disembah) atau risalah dari seorang Rasul dari para Rasul Allah, atau mempunyai keyakinan bahwa akan ada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, maka orang itu telah KAFIR
3.      Setiap orang yang mengingkari salah satu yang difardhukan (diwajibkan) dari kewajiban-kewajiban agama yang telah disepakati (Ijma') seperti Sholat, zakat, puasa, ibadah haji, berbuat baik pada orang tua atau Jihad misalnya, maka orang itu telah KUFUR
4.      Setiap orang yang membolehkan segala macam yang diharamkan agama yang keharamannya telah disepakati, diketahui secara dhoruri (mudah) dalam syari'at, seperti zina, minum khamr, mencuri, membunuh, dan menyihir, maka sungguh orang itutelah KUFUR
5.      Setiap orang yang mengingkari satu surat, satu ayat, satu huruf dalam al-Quran, maka sungguh orang itu telah KUFUR
6.      Setiap orang yang mengingkari satu sifat-sifat Allah, seperti sifat hidup, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Penyayang, maka sungguh orang itu telah KUFUR
7.       Setiap orang yang jelas kelihatan meremehkan agama, apa yang diwajibkan atau disunnahkan, mempermainkan, menghinanya, melempari al-Quran dengan kotoran, menginjak dengan kakinya, karena menghina dan merendahkannya, maka sungguh orang itu telah KUFUR
8.      Setiap orang yang memiliki keyakinan bahwa tidak ada bi'tsah (kebangkitan setelah alam kubur), tidak ada siksa, tidak ada nikmat pada hari qiyamat, atau berkeyakinan bahwa siksa atu nikmat pada hari qiyamat nanti bersifat ma'nawi saja, maka menjadi KUFUR orang itu
9.      Setiap orang yang berpendapat bahwa para Wali itu lebih utama dari para Nabi, atau bahwa ibadah itu gugur (tidak wajib) dari sebagian para Wali, maka sungguh orang itu telah KUFUR.
Adapaun alasan semua
hal tersebut diatas, dalam Ijma' Ulam kaum Muslimin setelah Firman Allah:
Katakanlah:"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.. (QS. At-Taubah 9:65-66)



KESIMPULAN

Kufur merupakan akhlak tercela terhadap Allah karena kufur merupakan suatu perbuatan yang mengingkari Allah swt. Kufur menurut bahasa artinya menutup, tidak percaya, ingkar, tidak mau berterima kasih. 
Sedangkan kufur menurut istilah adalah sikap mengingkari atau tidak percaya kepada Allah dan RasulNya. Kufur adalah kata sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya dan kufur adalah sifat dari orang yang kafir itu.
Orang kafir adalah kebalikan dari orang yang beriman. Allah swt, sangat membenci orang - orang kafir karena mereka mengingkari Allahdan RasulNya serta mendustakan ayat – aya tA llah.
Sebagaimana firman ALLAH dalam surat Al-Maidah ayat 10:
           
"Adapun orang - orang yang kafir dan mendustakan ayat - ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka". (Al-Maidah :10)
Ada beberapa macam kufur, antara lain sebagai berikut.
1.      Kufur Zindik, yaitu tidak mengakui kebenaran Islam tetapi pura - pura masuk atau menjadi pemeluk agama Islam.
2.      Kufur Inadi, yaitu meyakini adanya Allah dengan hati dan lisannya tetapi tidak mau patuh pada perintah Allah.
3.      Kufur Mu-attil, yaitu sama sekali tidak percaya akan adanya Allah, baik hati maupun lisannya.
4.      Kufur Nikmat, yaitu tidak mau mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepadanya.
5.      Kufur Juhud, yaitu mengingkari kebenaran agama Allah.

Ada beberapa hal yang menyebabkan orang menjadi kufur, antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Kepercayaan terhadap Allah yang sudah ada, tetapi tidak dikembangkan.
2.      Tidak mau mengakui kebenaran karena suatu hal.
3.      Adanya keraguan dalam berfikir.
4.      Pengaruh lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

·  Al – Fauzan, Abdullah, 1999. Kitab Tauhid 3. Jakarta : Yayas An Al- Sofwa.
·  Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Aqidah Islam. LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:          Yogyakarta.
·  Muhammad, Ibrahim. 1998. Pengantar Studi Islam Aqidah Islam. Jakarta : Robbani Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar